Rabu, 05 Desember 2012

Reisen Im Bangkalan (Jalan-Jalan di Kota Bangkalan)


Reisen Im Bangkalan

 (Dari Kiri ke Kanan)
Rizqi Hizbullah,  

Lailatul Fitriyah,  

Fathur Rahman, 

Zuhriyah, 

Desi Rahmania


Nach :
*     Pantai Sepulu (Sepulu)
*     Batuan Kapur Buatan (Arosbaya)
*     Rujak Cingur ‘Mbok Ten’ (Bangkalan)

Pantai Sepulu, Bangkalan


Pantai Sepulu

Pantai Sepulu merupakan tempat yang cocok untuk berwisata alam di pulau Madura. Pantai Sepulu ini terletak di desa Maneron, kecamatan Sepulu, Bangkalan - Madura, berdampingan dengan Pantai Lebak Barat, desa Lebak Barat.
Meskipun pantai yang paling terkenal di Bangkalan adalah Pantai Siring Kemuning. Namun, pemandangan alam yang terdapat di Pantai Sepulu tidak kalah indah, dibandingkan dengan Pantai Siring Kemuning, Pantai Sepulu indah dengan hamparan pasir putih yang bersih dan tentunya juga sangat memikat hati para pengunjung yang datang berkunjung.
Ombak yang tenang membuat para pengunjung merasakan ketenangan pula, udara yang nyaman seakan-akan membuat otak terasa segar kembali. Hamparan pasir putih yang sangat luas membuat pengunjung bebas berekspresi, seperti membuat tanda, menulis nama, atau menggambar diatas pasir.
Pantai Sepulu terletak agak terpisah dari pemukiman kampung desa Maneron, karena masih banyak semak-semak yang berada disekitar pantai Sepulu. Ditengah laut juga terdapat tambang minyak bumi yang begitu besar, akan tetapi menurut pengakuan warga sekitar belum ada keuntungan yang mereka dapatkan dari tambang minyak bumi tersebut.
Menurut informasi dari narasumber Abdul Paki, Pantai Sepulu sangat ramai dikunjungi oleh pelancong-pelancong lokal, terutama pada hari minggu atau hari-hari libur lainnya. Baik pengunjung yang berasal dari masyarakat madura itu sendiri, dan ada juga yang berasal dari luar pulau Madura.
Alangkah baiknya jika pemerintah daerah Bangkalan, khususnya di kecamatan Sepulu. Agar memanfaatkan serta mengembangkan keindahan Pantai Sepulu, menjadikan Pantai Sepulu sebagai tempat wisata yang lebih menarik untuk dikunjungi dan membantu perekonomian daerah itu sendiri.
Dokumentasi :
Im Pantai Sepulu









  

Batuan Kapur Buatan


Batuan Kapur Buatan

Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan–Madura memiliki berbagai macam tempat wisata  yang banyak sekali dikunjungi oleh pengunjung dari pulau Madura, seperti wisata religi Pesarean Aermata yang merupakan makam kanjeng Ratoe Iboe Syarifah Ambami 1546-1569, istri dari Pangeran Cakraningrat I (Raden Praseno).
Disamping wisata religi, tidak jauh dari pesarean Aermata ada sebuah peninggalan sejarah berupa batuan-batuan kapur buatan manusia yang diukir dengan ciri khas seperti yang ada pada candi-candi di Indonesia yaitu berundak-undak.
Bentuk dari batuan-batuannya pun bermacam-macam dan sangat unik. Jalanannya pun berliku-liku dan sangat panjang seperti labirin yang tak berujung.
Pahatan berundak-undak yang terdapat pada batuan-batuan kapur tersebut adalah bukti peninggalan sejarah yang masih ada pengaruh Hindu-Buddha. Batuan kapur yang sangat unik itu merupakan asli buatan manusia zaman dahulu.
Batuan kapur juga dimanfaatkan warga sekitar, setiap harinya ada yang mengambil batuan kapur untuk berbagai macam kebutuhan warga, seperti dijadikan sebagai bahan dasar  bangunan, ada juga yang dibuat sebagai batu nisan, dan lain sebagainya.
Belum banyak orang yang tahu keberadaan batuan buatan manusia ini, padahal cukup menarik juga untuk dijadikan tempat wisata budaya atau sejarah.
Im Batuan Kapur Buatan Manusia
 






Kalau belom percaya dengan foto-foto di atas, 

silahkan dateng sendiri aja tretan...

Mator Sakalangkong ghi', lastareh akunjung :)

S1D


Rujak Cingur ‘Mbok Ten’


Rujak Cingur
    ‘Mbok Ten’
Rujak cingur adalah salah satu makanan khas orang madura, selain nasi bebek, nasi serpang, nasi rames, dan nasi jagung.
Terutama rujak cingur milik ibu Marinten, atau biasa dipanggil ‘mbok Ten’ sapaan akrab beliau dari tetangga-tetangganya. Ibu Marinten yang berjualan di Jl. KH. Moh. Kholil, Gg. VII, Bangkalan ini sangat terkenal dengan rujaknya yang sangat enak. Bahkan rujak ibu Marinten sudah pernah diliput oleh beberapa stasiun televisi nasional, yaitu MNCTV dan SCTV.
Ibu Marinten mengawali berjualan rujak cingur ini sejak tahun 1976, dan sampai sekarang terus berkembang dengan berbagai macam rujak yang tersedia. Tidak hanya rujak cingur yang terkenal dari warung ibu Marinten, ada menu-menu spesial juga yang tersedia seperti rujak mata, rujak kikil, dan juga rujak lidah.
Bahan-bahan rujak cingur pun cukup sederhana, mulai dari sayur-sayuran, lontong, bumbu kacang, dan cingur (hidung) sapi. Rujak cingur selain dari harganya yang bisa dibilang murah, juga mengenyangkan perut para kuliner tersebut. Maka dari itu rujak cingur menjadi makanan favorit orang madura, dan juga makanan khas.
            Setiap harinya rujak cingur ibu Marinten yang dikunjungi banyak pembeli, hampir tidak jarang rujak cingur ibu Marinten yang buka dari jam 10 pagi hingga jam 4 sore tidak tersisa dikarenakan banyak pembeli yang ingin merasakan rujak cingur ibu Marinten ini.  Mulai dari orangtua sampai pada anak-anak yang juga sangat menyukai rujak cingur ibu Marinten.
Bahkan untuk membeli bahan-bahannya saja, ibu Marinten tidak tanggung-tanggung membeli kacang tanah sebanyak 7kg, cingur sapi 5kg, dan mata sapi 2,5kg setiap harinya.
Pembeli juga boleh memilih bumbu rujak cingur sesuai selera. Yang mana rujak cingur ibu Marinten memiliki dua macam bumbu yang sangat diminati pembeli, yaitu bumbu hitam dan bumbu putih. Bumbu putih merupakan bumbu khas dari Pamekasan yang letaknya berada di sebelah timur kota Bangkalan, sedangkan bumbu hitam adalah bumbu khas dari kota Bangkalan yang asalnya dari petis udang.
Rujak cingur termasuk makanan tradisional Indonesia, terutama masyarakat madura yang menjadikan rujak cingur sebagai makanan khas dari Madura. 


Im Rujak Cingur ‘Mbok Ten’




Ongghu Nyamaan Tretan!!!!
S1D